KETEGUHAN IMAN

Iklan Semua Halaman

KETEGUHAN IMAN

Sabtu, 11 Januari 2020

Doc. Ali Wafi


KETEGUHAN IMAN
Oleh
Ali Wafi (al-Fakir) PAC GP Ansor Wonosari


Sahabat… tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui sebelumnya, bagaimana dan kapan iman itu akan datang memasuki hati dan jiwa kita. Adakalanya orang secara mendadak tanpa ada persiapan mental, tahu-tahu dia menemukan keimanannya. Ada pula orang yang semula bermaksud melawan keimanannya, tetapi justru pada akhirnya dia malah tertarik dan kemudian mempercayainya. Ada lagi yang lain, semula dia memang sudah ada kemauan dan kesiapan diri untuk menerima iman tapi pada akhirnya ia menjadi orang yang tak beriman.
Kehadiran iman memang misteri, walaupun demikian kalau iman sudah hadir dalam sanubari kita, maka menjadi tanggung jawab kita untuk tetap terus menjaga keimanan itu. Karena iman merupakan anugerah tertinggi Tuhan, maka sepantasnyalah manusia yang beriman dalam hidupnya untuk selalu mengedepankan kemuliaan. Dalam buku (Apabila Iman Tetap Bertahan) Muhammad Tholhah Hasan menegaskan “Iman adalah jenis tanaman unggul, sementara kemuliaan adalah bunga yang mekar dalam rerimbunan tanaman unggulan” (2007:23).
Petunjuk (hidayah) dan bimbingan kebenaran (taufiq) diberikan oleh Allah Swt. kepada semua makhluk-Nya baik itu manusia maupun jenis binatang lain. Dalam keyakinan apapun, manusia selalu membutuhkan petunjuk dan bimbingan dari Tuhan agar manusia mampu mengambil pilihan yang tepat dalam menghadapi berbagai macam masalah dan kebutuhan hidupnya. Manusia memang makhluk berakal yang luar biasa, tetapi manusia tetap dalam  keterbatasannya, dan Allah Tuhan Maha Pencipta sudah memberitahukan hal itu kepada manusia melalui wahyu yang diberikan kepada para Rasul dan para Nabi, hanya saja manusia seringkali bersikap sombong dan tidak mau tahu.
Perbedaan kualitas hidayah dan taufiq bisa mengalami sebuah perubahan dan pasang surut sesuai tingkat respon manusia itu sendiri terhadap hidayah yang diperolehnya. Tuhanlah yang menciptakan semuanya, yang meyempurnakan ciptaan-Nya dan yang menentukan kemampuan masing-masing makhluk-Nya. Allah Swt. berfirman:
إِنَّا هَدَيْنَٰهُ ٱلسَّبِيلَ إِمَّا شَاكِرًا وَإِمَّا كَفُورًا
Artinya: Sesungguhnya Kami telah menunjukinya jalan yang lurus; ada yang bersyukur dan ada pula yang kafir. (QS. al-Insan: 3)
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. (QS. al-Ankabut: 69)
فَمَنْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ وَمَنْ يُرِدْ أَنْ يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ كَذَٰلِكَ يَجْعَلُ اللَّهُ الرِّجْسَ عَلَى الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ
Artinya: Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam. dan Barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. al-An’am: 125).
Keimanan yang kerap kali sulit difahami, bagaimana ia mudah datang dan pergi pada diri seseorang, tapi ia juga begitu sulit memasuki hati orang yang sepertinya sudah siap menerimanya. Maha Suci Allah yang mengendalikan hati dan jiwa hamba-hamba-Nya. Ya Allah Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu. Aamiin.