Captosion: Ngaji Ke-Ansor-an kecamatan Wonosari.
BONOWOSO- Dilaksanakannya kegiatan Ngopi Bareng dan Ngaji ke-Ansor-an oleh pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Wonosari Kabupten Bondowoso ini sebagai upaya untuk menjaga keakraban dan konsolidasi kader.
Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh sahabat Sutikno, perwakilan PC GP Ansor Kabupaten Bondowoso yang juga sebagai Dewan Penasehat PAC GP Ansor Kecamatan Wonosari. Turut hadir juga Satkoryon Banser yang diwakili oleh Sahabat holil dan Mbah Marwi. Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jum'at 20 Desember 2019 di Desa Kapuran kediaman H.M. Kamil Haddadi.
Dalam kegiatan tersebut, H.M. Kamil Haddadi ditunjuk sebagai pemateri untuk memberikan kajian tentang ke-Ansor-an. Beliau memulai dengan mengucap syukur kepada Allah Swt atas segala taufiq, hidayah dan ma'unah-Nya, semoga selalu menyertai kita terutama dalam menjaga keistiqomahan dan berkhidmah pada Gerakan Pemuda Ansor di Wonosari.
Memulai dengan sebuah analog bahwa pengurus GP Ansor wajib mengenal sahabat-sahabatnya, terlebih mengenal masyarakat sekitar karena mereka adalah objek dakwahnya. Selanjutnya, Beliau menjelaskan bahwa kecamatan Wonosari merupakan tonggak sejarah berdirinya Gerakan Pemuda Ansor, Banser dan Nahdlatul Ulama (NU) di Bondowoso, dan bahkan beliau merupakan salah satu pelopor terbentuknya GP Ansor dan Banser di Bondowoso.
Lahirnya Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan serta kepekaan sosial. GP Ansor adalah badan otonom Nahdlatul Ulama (NU) yang setia mengawal dan selalu pasang badan menjadi benteng pertahanan agama Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah, ulama dan NKRI.
Beliau meanambahkan bahwa Nahdlatul Ulama akhir-akhir ini khususnya di kecamatan Wonosari nampak jamaahnya lebih eksis dari pada jam'iyahnya. Sehingga tidak menutup kemungkinan kalau sebagian dari jamaah terkontaminasi dengan paham yang lain. Inilah yang menjadi tugas mulia PAC GP Ansor Kecamatan Wonosari untuk mengayomi jamaah, walaupun nanti pasti ada cibiran dan problem, tapi GP Ansor harus tetap fokus menjaga dan mengabdi kepada Nahdlatul Ulama dan mengawal jamaahnya agar tetap dalam barisan ahlussunnah wal jamaah.
Sebagai anggota GP Ansor yang terpenting jangan merasa gengsi dan minder, tunjukkan dan pasang badan bahwa anggota GP Ansor memiliki sumabangsih dan pengaruh positif bagi kesejahteraan masyarakat, bangsa, agama dan negara.
Sudah cukup lama PAC GP Ansor Kecamatan Wonosari stagnan. Beliau berharap bahwa dengan adanya pengurus yang baru dapat membangkitkan semangat pemuda-pemuda di kecamatan Wonosari untuk lebih giat membangun gerakan yang solid dalam kegiatan keagamaan di masyarakat.
Beliau H. Kamil menegaskan “kalian masuk pengurus Ansor itu merupakan nikmat Allah yang patut disyukuri, kalian termasuk orang-orang yang dipilih oleh Allah, karena itu jangan sia-siakan kesempatan ini untuk menolong agama Allah”. Ada ayat yang wajib ditanamkan dalam jiwa Pengurus GP Ansor, yakni sebagaimana Firman Allah Swt.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ.
Artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad: 7)
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Artinya: dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ... (QS. Al-Imran:103).
Kedua ayat tersebut adalah landasan dan pijakan dalam tekad untuk berkhidmah dalam gerakan pemuda Ansor sekaligus membangun solidaritas antar anggota gerakan pemuda Ansor.
Beliau juga menegaskan bahwa “tidak ada kata pensiun bagi anggota Ansor, Banser atau NU, sampai kapan pun bahkan sampai mati tetap sebagai anggota Ansor, Banser dan NU ".
KHR. As’ad Syamsul Arifin, pernah menyampaikan “mun tang santre tak berjuang neng NU, jhek angghep engko' guru en” (kalau ada santri saya tidak berjuang di NU, maka jangan mengaggap saya sebagai gurunya), dan beliau juga menyampaikan kepada sahabat Banser “empean tak usah ajeze', empean pon tegghu dheri doa para ulama” (kalian tidak perlu diijazah, kalian sudah kebal berkat doa barokah para ulama).
Bahkan ada moment heroik dalam totalitas peran dan khidmah anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) saat berhadapan dengan Polsek Wonosari dalam situasi yang genting yang mengatakan “kaule oning mun kaule ngadhebhi empean, kaule kalah karna empean endhiek tenggher, tape engak pak, kaule tak tako' mate ten”(saya tahu sebenarnya saya kalah menghadapi kamu, karena kamu memiliki senjata api, tapi ingat bahwa saya tidak takut mati). Inilah sedikit kutipan sejarah yang diceritakan oleh H.M. Kamil Haddadi kepada pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Wonosari.
Para pendiri NU telah meyakini bahwa NU adalah organisasi yang diberkahi oleh Allah Swt, maka dari itu Gerakan Pemuda Ansor harus bergerak dan menggerakkan masyarakat ke arah yang positif yang diridhoi Allah Swt, dan tetap berjuang untuk membela agama dan negara. Insya Allah kita pasti mendapatkan barokahnya baik di dunia mapun akhirat. Aamiin.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ.
Artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (QS. Muhammad: 7)
وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ
Artinya: dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ... (QS. Al-Imran:103).
Kedua ayat tersebut adalah landasan dan pijakan dalam tekad untuk berkhidmah dalam gerakan pemuda Ansor sekaligus membangun solidaritas antar anggota gerakan pemuda Ansor.
Beliau juga menegaskan bahwa “tidak ada kata pensiun bagi anggota Ansor, Banser atau NU, sampai kapan pun bahkan sampai mati tetap sebagai anggota Ansor, Banser dan NU ".
KHR. As’ad Syamsul Arifin, pernah menyampaikan “mun tang santre tak berjuang neng NU, jhek angghep engko' guru en” (kalau ada santri saya tidak berjuang di NU, maka jangan mengaggap saya sebagai gurunya), dan beliau juga menyampaikan kepada sahabat Banser “empean tak usah ajeze', empean pon tegghu dheri doa para ulama” (kalian tidak perlu diijazah, kalian sudah kebal berkat doa barokah para ulama).
Bahkan ada moment heroik dalam totalitas peran dan khidmah anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) saat berhadapan dengan Polsek Wonosari dalam situasi yang genting yang mengatakan “kaule oning mun kaule ngadhebhi empean, kaule kalah karna empean endhiek tenggher, tape engak pak, kaule tak tako' mate ten”(saya tahu sebenarnya saya kalah menghadapi kamu, karena kamu memiliki senjata api, tapi ingat bahwa saya tidak takut mati). Inilah sedikit kutipan sejarah yang diceritakan oleh H.M. Kamil Haddadi kepada pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Wonosari.
Para pendiri NU telah meyakini bahwa NU adalah organisasi yang diberkahi oleh Allah Swt, maka dari itu Gerakan Pemuda Ansor harus bergerak dan menggerakkan masyarakat ke arah yang positif yang diridhoi Allah Swt, dan tetap berjuang untuk membela agama dan negara. Insya Allah kita pasti mendapatkan barokahnya baik di dunia mapun akhirat. Aamiin.