KPK RI Ajak GP Ansor Bondowoso Jihad, Perangi Korupsi di Bondowoso

Iklan Semua Halaman

KPK RI Ajak GP Ansor Bondowoso Jihad, Perangi Korupsi di Bondowoso

Kamis, 14 November 2019

   Dok. Penyerahan Cindramata oleh Bupati Bondowoso

BONDOWOSO- Nurul Ghufron, pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI mengajak Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur berjihad dan menjadi duri untuk memerangi korupsi di Bondowoso Republik Kopi (BRK).

Hal itu Nurul Gufron sampaikan saat menjadi narasumber Seminar Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dalam Pelayanan Publik, di Pendapa Bupati Bondowoso, Jumat (01/11/2019).

Menurutnya, koruptor saat ini mejadi musuh besar Negara secara nyata.

"Bung Karno mengatakan masaku lebih gampang karena musuhnya kolonial dan imperealisme belanda, tapi masamu yang mengancam bukan agresi militer belanda, tapi yang mengancam itu tonggone dhewe, santrine dhewe, lan kluworgone dewe (bahas Jawa). Apakah mampu Ansor mejadi duri bagi koruptor ?, ini tantangannya kedepan," ujarnya.

Lebih lanjut Gufron mengatakan, ancaman bagi Negara saat ini bukan hanya radikalisme. Namun koruptor merupakan ancaman yang nyata bagi NKRI.

Dia menghimbau Ansor tidak hanya menghadapi kelompok-kelompok yang melakukan kekerasam yang sambil melontarkan pekikan takbir dan membawa bendera tauhid.

"Korupsi adalah musuh kita semua. Kalau koruptor itu yang di anggap hanyalah lawan politik, persoalan ini tidak akan pernah selesai. Yang benar adalah yang dhalim itu adalah koruptor dan mari kita perangi bersama," ungkapnya.

Dekan Fakultas Hukum sekigus mantan aktivis PMII Universitas Jember itu mengungkapkan, bahwa korupsi juga merupakan penyakit jabatan, karena setiap jabatan memiliki kecenderungan untuk disalahgunakan.



Ini terjadi, lanjut dia, lantaran sistem demokrasi kita membutuhkan cost politik yang mahal sehingga melahirkan para pejabat yang korup.

” Pemilihan Presiden, Gubernur, DPR, DPRD, sampai ke tingkat desa, jika proses politiknya gagal tentu akan melahirkan pejabat yang rusak. Proses politik yang rusak itu karena adanya money politik,” jelas Nurul Gufron.

Karena problem money politik, lanjut Pimpinan KPK RI itu, ketika sudah berkerja yang dipikirkan bukanlah melayani publik, tapi bagaimana mengembalikan modal.

"Korupsi itu bisa diberantas jika diawasi bersama-sama oleh seluruh lapisan masyarakat," tandasnya.

Sementara, Kapriyanto Ketua PC GP Ansor Bondowoso mengatakan, sebenarnya pemberantas korupsi adalah tanggungjawab setiap elemen masyarakat khususnya kaum muda yang merupakan generasi penerus bangsa.

" Pemberantasan korupsi bukan hanya menjadi tanggungjawab aparat penegak hukum. Namun menjadi tanggungjawab semunya," ujarnya.

Mantan ketua PC IPNU Bondowoso ini menerangkan, dalam melakukan pemberantasan korupsi, ada tiga aspek yang harus dilakukan, dan mestinya lebih optima apa bila melibatkan pemuda, sebab pemuda masih mempunyai semangat dan idealisme tinggi. Pertama adalah penindakan, kedua pencegahan, dan yang ketiga adalah pendidikan.

Katanya, Ketiga aspek tersebut wajib berjalan selaras untuk meraih hasil yang optimal. Keselarasan ketiga aspek itulah harus dilandasi oleh komitmen dan kesadaran yang tulus dari pemuda negeri ini, maka dengan begitu GP Ansor Bondowoso kedepan berkometmen untuk bersinergi dengan KPK untuk memerangi korupsi.

"Kita akan memaksimalkan jejaring Ansor dari tingkat atas sampai bawah untuk selalu melakukan gerakan. Karena kami memiliki tanggung jawab untuk menjaga amanah senior yang saat ini menjabat sebagai komisioner KPK," pungkasnya.